Buser24jam.com, Polresta Mamuju Sulbar – Pemilu serentak 2024 hampir di depan mata. Polri, pemerintah dan partai politik serta seluruh elemen masyarakat bersiap menyambut momen tersebut.
Terkait dengan hal tersebut Polresta Mamuju bersiaga mengamankan Pemilu, termasuk mengantisipasi terjadinya penyebaran berita bohong atau hoaks.
Untuk itu melalui stasiun RRI Sulbar Wakapolresta Mamuju AKBP Arianto gencar menggelar dialog interaktif Halo Sulbar dengan mengkampanyekan tujuan dibentuknya operasi mantap brata tahun 2023/2024
Wakapolresta Mamuju Akbp Arianto mengatakan bahwa Operasi Mantap Brata Marano bertujuan melakukan rangkaian pengamanan pada pelaksanaan seluruh tahapan pemilu dan pemilukada serentak tahun 2024.
Dalam operasi mantap brata terdapat beberapa satgas, yakni Mabes Polri 9 satgas, Polda 7 satgas dan Polres/ta 6 satgas. Selain itu dalam pelaksanaannya juga akan melibatkan beberapa satuan kerja (satker) Polri. Lanjutnya
Kemudian khusus tingkat Polres ada enam satgas, yakni Satgas Preemtif, Satgas Preventif, Satgas Kamseltibcarlantas, Satgas Gakkum, Satgas Humas dan Satgas Banops. Tambahnya
“Dalam operasi Mantap Brata seluruh personel jajaran Polresta Mamuju mempersiapkan dan mengantisipasi segala potensi spektrum ancaman yang terjadi pada setiap tahapan Pemilu,” papar AKBP Arianto
“Ada beberapa potensi permasalahan pada setiap tahapan pemilu yakni tahapan kampanye, tahapan pencetakan dan pendistribusian perlengkapan pemungutan suara, potensi permasalahan dalam tahapan pemungutan suara, tahapan penghitungan dan rekapitulasi suara,” katanya.
Arianto menuturkan, TNI dan Polri bakal menggandeng berbagai pemangku kepentingan. Mulai dari penyelenggara pemilu hingga tokoh masyarakat. Bekerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh daerah dan seluruh elemen masyarakat.
Polri bahkan sudah mulai memetakan secara rinci dan detail variabel potensi konflik berikut strategi penanganannya antara lain profesionalitas penyelenggaraan pemilu, konflik kepengurusan internal parpol.
Kemudian calon incumbent/petahana, kondisi geografis, potensi konflik paslon, sejarah konflik, karakteristik masyarakat, gangguan kamtibmas, profesional pengamanan, dan isu SARA pasangan calon (paslon).
“Polri juga melakukan cooling system dengan melibatkan seluruh tokoh agama, dan tokoh adat untuk mendukung pemilu yang lancar dan damai. Hal ini demi menjalankan operasi dalam rangka menciptakan situasi kamtibmas tetap aman kondusif,” Ungkap Mantan Kapolres Mamasa AKBP Arianto
Diharapkan kepada seluruh elemen masyarakat jika menjumpai berita hoaks dengan judul sensasional dan provokatif, sebaiknya Anda mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan demikian, setidaknya Anda sebagai pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang. Tutup Wakapolresta Mamuju AKBP Arianto.(*/Alfatih)