
Padang – Anggota DPR RI asal Daerah Pemilihan Sumatera Barat I, Lisda Hendrajoni, memberikan tanggapan atas aksi besar mahasiswa di Sumatera Barat (Sumbar). Ia menegaskan bahwa suara mahasiswa harus dipandang sebagai bentuk kepedulian, bukan ancaman.
“Bagi saya pribadi, suara mahasiswa bukan ancaman, tapi tanda cinta mereka pada negeri ini. Kritik adalah bagian dari kepedulian, bukan kebencian,” ujar Lisda dikutip keterangannya, Selasa (2/9/2025).
Lisda menyebutkan, sejarah bangsa Indonesia juga lahir dari keberanian menyuarakan kebenaran. Ia bahkan mengutip pemikiran Tan Malaka yang menyebut aksi massa sebagai energi perubahan.
“Energi itu harus dijaga agar tetap memberi cahaya, bukan bara,” katanya.
Politisi NasDem itu mengajak mahasiswa untuk terus menjaga semangat perjuangan dengan cara yang menyejukkan. Menurutnya, idealisme mahasiswa adalah cahaya untuk masa depan bangsa.
“Saya percaya, idealisme adik-adik mahasiswa adalah cahaya untuk masa depan. Mari kita saling mendengar, saling menguatkan, dan menjaga persaudaraan. Karena Sumatera Barat ini rumah kita bersama,” ucapnya lagi.
Terkait sejumlah tuntutan mahasiswa, Lisda menegaskan dukungannya terhadap percepatan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset. RUU tersebut telah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2025–2029.
“Selaku anggota DPR RI, kami sangat mendukung penuh RUU Perampasan Aset. Tentunya kami juga akan mendesak agar ini segera dibahas dan disahkan,” tegasnya.
Lisda juga menyampaikan penyesalan jika masih ada aspirasi masyarakat yang belum terakomodasi secara maksimal. Ia menekankan bahwa dirinya siap berbenah dan terus mengawal kepentingan masyarakat Sumatera Barat di tingkat pusat.
“Sebagai manusia tentunya kami tak luput dari kekhilafan, karena tak ada manusia yang sempurna. Dengan segala keterbatasan yang saya miliki, saya menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas kekurangan selama ini. Namun kami bertekad untuk terus memperjuangkan serta mengawal aspirasi masyarakat Sumatera Barat di pusat,” tuturnya.
Menutup pernyataannya, Lisda mengungkapkan komitmennya untuk selalu membuka ruang dialog dengan masyarakat.
“Pintu hati dan pintu rumah saya selalu terbuka. Aspirasi yang disampaikan dengan tulus adalah amanah yang akan saya jaga,” pungkasnya.