
Pesisir Selatan – Anggota DPRD Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) dari Fraksi PAN, Novermal, angkat bicara terkait temuan nasi bungkus berulat di SMPN 7 Sutera, Nagari Koto Taratak, Kecamatan Sutera.
Menurut Novermal, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesisir Selatan perlu segera membentuk tim pencari fakta untuk menindaklanjuti keluhan para siswa dan guru. Ia menegaskan, hasil temuan tim harus dibuka ke publik agar masyarakat tahu kejelasan masalah ini.
“Kalau ditemukan ada pelanggaran kontrak pengadaan, Dinas Pendidikan harus menjatuhkan sanksi tegas kepada pihak penyedia. Jangan sampai kasus seperti ini terulang lagi, karena menyangkut kesehatan anak-anak kita,” kata Novermal dihubungi wartawan, Jumat (29/8/2025).
Novermal menekankan, penyedia makanan harus benar-benar menjalankan kontrak dengan baik. Ia menyoroti soal porsi, jenis lauk-pauk, hingga kualitas gizi makanan.
“Ini bukan sekadar soal nasi dan lauk, tapi tentang hak anak-anak untuk mendapatkan makanan yang layak. Kita tidak ingin generasi kita tumbuh lemah hanya karena persoalan yang seharusnya bisa diawasi dengan baik,” ujarnya.
Novermal juga meminta agar spesifikasi menu makanan disampaikan secara terbuka kepada pihak sekolah dan siswa, sehingga pengawasan bisa dilakukan secara bersama.
“Kami minta ke depan jangan ada lagi menu yang asal-asalan. Kalau kontrak menyebut ayam, ya berikan ayam dengan porsi yang layak. Kalau daging, ya harus ada daging. Jangan diganti dengan lauk seadanya,” ucapnya.
Selain itu, ia mengingatkan pihak penyedia agar menjaga kebersihan dalam proses pengolahan makanan.
“Kebersihan itu harga mati. Kalau makanan kotor, apalagi sampai ada ulat, itu jelas membahayakan kesehatan siswa. Rekanan jangan main-main dengan urusan ini,” tambahnya.
Sebelumnya, sebuah video beredar di sejumlah grup WhatsApp yang memperlihatkan ulat pada nasi bungkus untuk guru SMPN 7 Sutera. Dalam video tersebut, beberapa guru tampak kaget menemukan ulat pada makanan yang dibagikan.
Seorang guru yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, persoalan kualitas makanan sudah lama dikeluhkan.
“Makanan yang dibagikan porsinya kecil, sering hanya ikan tongkol, ayam sedikit, jarang ada daging. Kebersihannya pun jauh dari kata layak,” ujarnya.
Keluhan juga datang dari para orang tua siswa. Mereka menilai, makanan yang disediakan tidak layak untuk anak-anak yang tinggal di asrama sekolah tersebut.
“Kalau begini terus, anak kami bisa sakit. Mereka butuh makanan bergizi, bukan nasi yang ada ulatnya,” kata salah seorang wali murid.
Orang tua lain menambahkan, pemerintah daerah harus bertanggung jawab karena program makan siswa ini sudah menghabiskan anggaran miliaran rupiah.
“Dana besar sudah digelontorkan, tapi kualitas makanan tidak terjaga. Jangan sampai anak-anak jadi korban karena lemahnya pengawasan,” ucapnya.
Untuk diketahui, SMPN 7 Sutera ditetapkan sebagai sekolah unggul berasrama oleh Pemkab Pessel pada masa pemerintahan Bupati Rusma Yul Anwar. Sekolah ini disebut sebagai percontohan dalam mencetak generasi berdaya saing nasional dan internasional. Namun, temuan nasi bungkus berulat ini justru mencoreng program tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pessel maupun pihak penyedia konsumsi, CV Mitra Langkisau Sejahtera, belum memberikan keterangan resmi.