
Pandan, Buser24jam.com – Sony Michael siswa SMAN 1 Matauli Pandan diduga dipersekusi oleh geng sekolah hingga luka parah mengalami gigi patah, pecah pelipis pembuluh darah di mata sebelah kiri, koyak tulang rawan dibahagian telinga, pembengkakan diseluruh wajah dan sekeliling kepala, Rabu (13/8/2025).
Setelah postingan Apul lumbanbatu mengucapkan kepada rekan juang GAMKI kami berdoa kesehatan Ananda Sony kepada Orang tua korban Ericson Maharaja . yang juga Ketua terpilih DPC GAMKI Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) pengeroyokan tersebut terjadi di ruang kelas dan berlanjut ke kamar mandi sekolah.
Menurutnya awal , kejadian bermula saat korban pada jam istirahat full day sedang tiduran diruang kelas, tiba-tiba dibanguni dan tanpa disadari langsung dipukul sangat keras pada bahagian kepala bagian belakang yang diduga dilakukan oleh oknum yang diduga sebagai ketua salah satu geng di sekolah.
Korban Sony Michael kemudian ditarik dan didorong oleh beberapa orang digiring menuju kamar mandi/ toilet sekolah dan dimasukkan ke kamar mandi, disuruh duduk, di interogasi dan di pukul keras di bagian dada yang diduga dilakukan oleh teman sekelasnya sebanyak 20 siswa yang diduga merupakan anggota geng.
“Pemukulan sempat berhenti setelah melihat kedatangan seorang guru yang berjalan menuju ke arah kamar mandi/toilet diduga karena melihat banyak kerumunan di toilet tersebut,” katanya.
Tidak sampai disitu, korban diminta untuk datang lagi menjumpai anggota geng lalu diajak berkelahi satu lawan satu dengan ketua geng yang dikelilingi oleh lebih dari 20 orang dan korban merasa terintimidasi dan tidak mampu melawan hingga terjadilah pemukulan secara bertubi-tubi di area wajah, mulut, telinga dan kepala.
Seharusnya generasi muda diisi oleh prestasi – prestasi yang membanggakan, dan sangat menyayangkan peristiwa yang terjadi yang dimulai dari ruangan kelas, apalagi dialami langsung oleh anak sendiri,” katanya.
Sebagai Ketua DPC GAMKI Tapanuli Tengah, kata Ericson dirinya di dampingi pengurus dan kader GAMKI melakukan laporan polisi di Polres Tapanuli Tengah, dan meminta agar Polres Tapanuli Tengah memeriksa para terduga pelaku penganiaayan berat yang dialami korban.
Saya meminta Keadilan ditegakkan, saya menyekolahkan anak saya ke SMU Matauli milik Ir.Akbar Tandjung bukan untuk dianiaya dan mengalami cacat permanen, tetapi untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari sekolah lainnya,”katanya seraya menyayangkan pihak sekolah yang kurang tanggap dan antisipasi akan adanya geng – geng di sekolah SMA 1 Matauli Pandan.
Proses Hukum harus dikedepankan demi keadilan anak saya supaya tidak ada lagi Sony -Sony lainnya yang menjadi korban-korban berikutnya dari keganasan geng sekolah yang ada, dan meminta Kepada Polres Tapanuli tengah segera mengusut sampai tuntas perkara ini.
Semula, kata Ericson korban saat pulang ke rumah mengaku luka yang dialami akibat terjatuh di tangga kolam renang.
“Namun saat dibawa ke rumah sakit Meta Medika Sibolga, pada waktu berbaring di ruang IGD terlihat darah segar masih mengalir dari mata, telinga dan mulut, yang membuat kecurigaan,” katanya seraya menambahkan korban sudah dilarikan kerumah sakit Siloam Medan untuk mendapatkan tindakan medis, dan akan melakukan operasi.
Hingga berita ini ditayangkan belum ada keterangan resmi dari pihak kepala sekolah Deden Rachmawan, S.Pd., M.M. SMAN 1 Matauli Pandan.