
Buser24jam.com, Lombok Timur (NTB)- Suhu politik di bumi patuh karya kian memanas, tidak ubahnya dengan tuntutan dan aspirasi internal.Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Gerindra Lombok Timur (Lotim) dan sejumlah kader militan atas dugaan pelanggaran AD/ART Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Lombok Timur Drs.H.Haerul Warisin. M.Si. sehingga sejumlah PAC melaporkan sejumlah pelanggaran tersebut ke DPW dan DPP Partai Gerindra. Ibarat gunung es, kisruh internal Partai Gerindra menyita perhatian publik.
Menyikapi hal itu, Yubiran selalu ketua PAC Gerindra Kecamatan Pringgabaya bersama belasan PAC dan kader militan membenarkan laporan dan pengaduan tersebut. Namun, ia menyayangkan statemen Sekjen Gerindra Lotim M.Yusri pada sejumlah media yang menurutnya tidak berdasar hanya pembenaran belaka bukan atas dasar kebenaran dan fakta.
“Harusnya sebelum berstatemen pak sekjen investigasi dan turun ke bawah, dan introspeksi kenapa belasan kader bersikap seperti ini,” bebernya Minggu (18/8/2024).
Yubiran tidak menapikan dirinya bersama belasan PAC Gerindra di Lotim bersama sejumlah kader militan telah melayangkan mosi tidak percaya dan laporan ke DPW dan DPP Gerindra. Hal itu karena adanya dugaan pelanggaran AD/ART Partai Gerindra oleh Ketua DPC Gerindra Lotim Haerul Warisin. Hal itulah yang mendorong mereka lantang berbicara di hadapan awak media.
Ungkapan yang sama disampaikan Lalu Kabul ketua PAC Kecamatan Suela, menurutnya ada dugaan pelanggaran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Gerindra serta surat tugas nomer 06.0030/TGS-PILKADA/DPP-GERINDRA/2024, tanggal 28 Juni 2024.
“Bayangkan, hingga saat ini DPC Gerindra Lotim tidak pernah memberikan SK pada sejumlah PAC padahal secara faktual telah dikukuhkan menjadi ketua PAC ini menjadi tanda tanya kita semua,” tegasnya lantang.
Meskipun tidak dipungkiri adanya undangan konsolidasi pada semua PAC tanggal 13 Agustus 2024 di kediaman ketua DPC yang akrab disapa Haji Iron, namun tidak dihadiri sebagai bentuk kekecewaan mereka karena perjuangannya tidak dihargai.
“Jika memang tidak diakui sebagai PAC kenapa harus diberikan undangan, ketidakhadiran kami adalah bentuk protes terhadap keberadaan dan perjuangan kami yang tidak pernah dihargai oleh pengurus DPC Gerindra Lotim. Untuk diketahui mayoritas PAC sangat banyak yang kecewa terhadap kebijakan DPC Gerindra Lotim, namun hanya nyali yang membedakan,” tegas pria asal Selaparang itu.
Pernyataan serupa disampaikan Riyanto, Sekretaris PAC Gerindra Kecamatan Pringgasela yang pernah menjadi korcam sekaligus saksi pada Pilpres dan Pilcaleg tahun 2024. Dirinya mengaku jerih payah dan perjuangannya tidak dihargai oleh DPC Gerindra Lotim. Betapa tidak, lanjut Riyanto dirinya bekerja, 8 hari 8 malam hanya diberikan upah 525 ribu rupiah tanpa diberikan makan dan minum,” ungkapnya sembari memperlihatkan bukti D Hasil sebagai bukti perjuangan.
Tidak jauh berbeda dengan pernyataan Wakil Ketua PAC Gerindra Kecamatan Sambelia M.Khaerul Waton, kok bisa SK PAC belum diberikan hingga saat ini sementara rekan rekan PAC sudah dilantik dan dikukuhkan. Anehnya lagi, komentar Sekjen Gerindra Lotim yang sangat tidak berdasar. “keberadaan kami sebagai tulang punggung perjuangan partai dipandang sebelah mata dan tidak dihargai, sehingga kami dengan tegas menuntut agar Haerul Warisin diberhentikan menjadi ketua DPC Gerindra Lotim dan menolak pencalonannya sebagai bakal calon bupati Lotim,” paparnya pada wartawan.
Pemaparan serupa disampaikan ketua PAC Kecamatan Suralaga Asipuddin, dirinya dan jajaran anggota sangat menyayangkan perlakuan DPC Gerindra terhadap PAC yang telah berjuang membesarkan partai tapi dipandang sebelah mata. “Jika berbicara mekanisme partai harusnya SK PAC harus diberikan sebagai bentuk legalitas dan pengakuan, tapi hingga saat kita tidak pernah melihat seperti apa bentuk SK PAC itu,” kata Asipuddin
Begitupula dengan penjelasan Ketua PAC Keruak Akmal.S.Sos yang telah dipecat tanpa ada pemberitahuan menyampaikan kekecewaannya, karena tidak pernah melihat bukti tertulis pemberhentian dirinya oleh DPC Gerindra. Hingga berita ini ditayangkan, ia belum mengetahui statusnya. Sehingga sebagai protes, dirinya selaku PAC Keruak turut serta bersama PAC lainnya menandatangani mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Ketua DPC Gerindra Lotim yang akrab disapa Haji Iron itu.
“Wajar saja kami dan sejumlah PAC melayangkan protes karena DPC tidak pernah mau tau apa yang terjadi dibawah. Harusnya selaku petinggi partai responsip terhadap semua isu atau polemik yang terjadi. Bukan asal menyalahkan tanpa bukti dan tanpa ada konfirmasi terkait persoalan itu,” ungkap Akmal.
Kendati demikian, kesetiaannya pada partai Gerindra tidak akan pernah berubah terlepas dari protesnya pada pengurus DPC diterima atau tidak. Diantara sekian banyak keluhan rekan rekan adalah SK PAC hingga saat ini tidak pernah diberikan padahal itu adalah bentuk legalitas semua organisasi apapun bentuknya. Belum lagi kita berbicara kesejahteraan rekan rekan PAC.
Pendapat yang sama disampaikan Mukminin PAC Jerowaru yang memberhentikan dirinya secara sepihak dan tanpa alasan yang jelas. Menurutnya DPC Gerindra Lotim hanya mengambil azas manfaat dari PAC dan para kader tanpa mempertimbangkan jerih keringat rekan rekan PAC.
Semestinya, harap Mukminin DPC intropeksi diri kenapa PAC seperti ini bukan malah berkomentar menyudutkan PAC, apalagi sampai melukai perasaan para kader yang berdarah darah membesarkan partai berlambang Garuda tersebut.
Sementara Ketua PAC Kecamatan Lenek, melihat kisruh yang terjadi akhir akhir ini dirinya berharap adanya jalan terang serta solusi terbaik terhadap aspirasi rekan rekan PAC khususnya jajaran internal Gerindra. Ia, pun berkomitmen tetap tegak lurus terhadap kebijakan partai Gerindra. Karena menurutnya keluarga besar Gerindra baik ditingkat DPP, DPW, DPC dan PAC adalah keluarga besarnya termasuk dengan Sekjen Gerindra Lotim M.Yusri tetap berhubungan baik.
“Dengan segala kerendahan hati saya selaku Ketua PAC Kecamatan Lenek atas nama kekeluargaan menyatakan mengundurkan diri dari pengurus PAC” tutupnya.(*/N)