
Buser 24 jam Bangka Barat – Proyek lanjutan pembangunan kolam retensi sungai Mentok, yang lokasinya berada di jalan Kejaksaan Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menjadi sorotan khususnya masyarakat Mentok, dari penelusuran beberapa awak media, Sabtu (27/7/2024)
Yang mana proyek tersebut adalah salah satu solusi mengatasi banjir, yang selalu berdampak pada masyarakat dipemukiman warga Kampung Ulu, dan pasar Mentok, di kala musim penghujan tiba.
Dana yang digelontorkan untuk proyek lanjutan tersebut, melalui sumber dana APBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun anggaran 2024, yang nilainya tak-tanggung tanggung mencapai Rp.3.649.936.000,- kegiatan tersebut di kerjakan kontraktor pelaksana CV. FITRINDO KARYA PERSADA dan di awasi Konsultan Supervisi CV. GRAHA RIZKI KONSULTAN.
Ketika beberapa awak media melakukan investigasi di lapangan, Sabtu (27/7), terdapat kejanggalan, salah satunya pada pemasangan talud keliling pinggir kolam , ternyata pemasangan batu sebelah luar talud, tidak semua di lumuri adukan semen, sebagai perekat di antara batu, hanya pada pasangan batu bagian dalam kolam retensi saja terlihat rapih, hal tersebut diduga hanya demi mengelabui pandangan mata, sementara pasang batu yang tidak di lumuri adukan semen, sudah tertutup tanah timbunan.
Kegiatan tersebut diperkuat dari kesaksian warga sekitar
yang tak mau disebutkan indentitas nya, menurut pengakuan nya pemasangan talud kolam retensi dikerjakan asal asalan, banyak pada pemasangan batu talud bagian luar tidak diisi adukan semen kemudian ditimbun tanah
” Sepengetahuan saya kalau pasang batu talud atau siring, pada susunan batu diisi adukan semen sebagai perekat, tapi yang anehnya, kok di talud kolam retensi banyak tumpukan batu tidak diisi sama adukan semen, jadi dimana bisa merekat batu itu, ” Ungkap nya.
Terpisah Dede ketua Rt 01 Rw1 Kelurahan Keranggan, Kecamatan Mentok mengatakan, ” Sebenarnya kita dari perangkat Rt, dalam hal kegiatan pembangunan kolam Retensi, walaupun lokasinya berada dalam wilayah kita, tapi kita tidak dilibatkan,
” Itulah sebabnya warga kita sempat gaduh, akibat tanah mereka terkena proyek tapi tak ada pemberitahuan dari pihak terkait, setelah kita lakukan negoisasi dengan pihak PU, bahwa tanah tersebut hanya digunakan untuk mobilisasi alat berat masuk ke peroyek, ” imbuh Dede.
Sampai berita ini diturunkan, demi berimbang nya pemberitaan Untuk mengkonfirmasi tindak lanjut temuan ini, pihak kontraktor pelaksana, maupun konsultan pengawasan, pihak pekerja dan pihak terkait tidak berada di lokasi. (Tim)